Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Patung Kuda Batu

1 Januari 2024   23:04 Diperbarui: 1 Januari 2024   23:07 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Meskipun berangkat lebih awal, kami mendaki jalan setapak sendirian selama berjam-jam. "Bagaimana perasaanmu, Ghea?" aku bertanya.

"Haus."

Kami tiba di sebuah kuil kuno dengan seekor patung kuda kecil dari batu.

Aku membelai lekuk likunya yang lapuk dan berbisik, "Kami membutuhkan air, Wilutama!"

Aku membayangkannya berdiri di bawah bintang-bintang yang dingin, sunyi, rindu untuk menjadi hidup dan bernapas.

"Mahiwaltikta!" Seorang pria botak berjubah putih muncul menunggang kuda abu-abu yang megah. "Kamu ingin makan dan minum?"

"Ya, tolonglah!"

Kantong pelananya berisi air mineral kemasan, nasi panas, dan ayam panggang. Kami makan dengan lahap.

Pria botak berjubah putih tersenyum dan pergi. Melihat kembali ke kuil, aku tersentak. Patung kuda batu itu telah menghilang.

Cikarang, 1 Januari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun