Saat itu hari Minggu. Karena Vino bekerja berjam-jam selama hari kerja, hari Minggu adalah malam kencan mereka, atau lebih tepatnya, kencan pagi mereka.
Inilah rutinitasnya: mereka memulai hari dengan minum kopi di tempat tidur, membacakan puisi satu sama lain, dan berbagi mimpi mereka dari malam sebelumnya.
Kemudian Vino dan Fanny akan berjalan ke kafe untuk makan donat. Di sela-sela gigitan, mereka tertawa melihat kumis krim kocok satu sama lain dan saling menghapuskan dari seberang meja.
Dalam perjalanan pulang, mereka mengambil rute melintasi taman, memperhatikan berlalunya musim di kuncup kembang bunga liar, jamur, atau tetes embun di sepanjang jalan.
Hanya pada hari Minggu, mereka berhasil ngopi bareng.
Saat berada di sampingnya, Vino sering tertidur mendengkur. Sementara menunggu dia bangun, Fanny bekerja di luar: menyiangi rumput liar, menyapu halaman, menata gudang, apa saja.
Kadang-kadang ketika dia masuk untuk mandi untuk jalan-jalan, dia menemukan Vino sedang menonton sepak bola, sepiring roti bakar di antara pahanya.
Minggu lalu, ketika dia meninggalkan pot janda bolong untuk mengambil minuman dingin, Vino telah pergi. Di samping piring rotinya, ada sebuah pesan yang memberitahukan bahwa dia telah bergabung dengan tetangga untuk bermain gateball.
Tapi itu hari Minggu. Setiap hari Minggu, Fanny selalu bangun dengan penuh harapan untuk berdua saja menikmati hari dengan Vino.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H