Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

CMP 107: Gadis Terakhirnya ternyata Wanita Paruh Baya

27 Agustus 2023   10:39 Diperbarui: 27 Agustus 2023   10:42 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Gadis terakhirnya melarikan diri seperti yang lain, membuka pintu depan sebuah rumah kecil di pinggiran kota." 

Fiksi kilat ini dibuka dengan sebuah adegan yang akrab bagi siapa pun yang pernah menonton film horor arus utama, namun di sini pembaca berada di tangan Mahiwal Linukh, seorang penulis yang terkenal karena menggunakan sudut pandang yang tajam, lucu, dan feminis dalam cerita-ceritanya. Dalam karya ini, Mahiwal menggunakan humor dan sindiran untuk menumbangkan kiasan "gadis terakhir" yang sudah ketinggalan zaman sambil mengutamakan tema tekad keras dan kekuatan serta ketabahan yang tak ada bandingannya dari setiap wanita paruh baya yang tidak disebutkan namanya.

Karya yang tampak sederhana dan layak untuk dibaca berkali-kali agar bisa mengupas kiasannya. Mahiwal mengubah kengerian sang pembunuh, sebuah cermin yang tepat untuk kengerian yang merupakan reaksi khas patriarki terhadap gagasan kepintaran dan kekuatan perempuan yang mulai menua dan tetap berjuang.

Pembunuhnya tewas seiring dengan gagasan tentang kelemahlembutan perempuan tersebut.

Wanita paruh baya ini tak sempat menjadi korban. Dia punya banyak hal lain yang lebih penting untuk dikerjakan. Genre thriller tidak akan pernah sama lagi.

***

 Gadis terakhirnya melarikan diri seperti yang lainnya, membuka pintu depan sebuah rumah kecil di pinggiran kota. Gadis terakhirnya menjerit-jerit, rambut panjangnya tergerai, kausnya robek, tubuhnya luka-luka serta banjir adrenalin karena terpojok yang tiba-tiba. Namun ada sesuatu yang berbeda pada gadis terakhir itu, si pembunuh bisa merasakannya. Dia berjalan melewati pintu yang ditinggalkannya, terbuka selebar telapak tangan. Menerima hantaman sekop di kepala, menatap wajah gadis terakhirnya yang samar-samar karena gegar otak yang melanda. Si pembunuh menyipitkan mata. Dia berteriak. Dan kemudian dia mengerti.

Gadis terakhir itu sama sekali bukan gadis. Dia adalah seorang wanita paruh baya! Rambut panjang tergerai itu diwarnai dengan warna abu-abu, mata merah itu memunculkan garis-garis halus pembuluh darah.

Si pembunuh terhenti. Hal ini belum pernah terjadi padanya sebelumnya. Mungkinkah dia bukan gadis terakhir? Tapi dua jam berlalu, dan sebelumnya tidak ada protagonis lain yang muncul dan selamat.

Saat dia terseok-seok menaiki tangga mengejar wanita paruh baya dan menusuk pahanya, dia melihat paha yang lebih dari biasanya untuk ditusuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun