Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

11/9

22 Agustus 2023   09:02 Diperbarui: 22 Agustus 2023   09:10 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Pernikahan keduaku bertahan, sebentar. Hanya enam bulan kemudian, Farah diliputi oleh kecemburuan pada pernikahan pertamaku, yang kemudian berubah menjadi kemarahan. Dimulai dengan pertanyaan tentang: Apakah istri pertamaku pernah di atas? Apakah kami melakukannya di kamar mandi? Bagaimana dengan variasi dari Kamasutra? Seberapa sering?

Kalimat "Aku tidak ingat," dan "Itu sama sekali nggak penting," bukanlah jawaban yang benar. Menurutnya aku pasti menyembunyikan sesuatu yang mengerikan. Rekam jejak asmaraku dengan mahasiswi pascasarjana---istri pertama dan kedua, serta beberapa yang tak terungkap---tidak meyakinkan. Fakta yang dulu tidak mengganggu Farah ketika kami masih berpacaran.

Obsesi Farah berkembang dengan mencari buku-buku di ruang kerjaku yang sampul dalamnya memuat nama Katrin. Cukup lama bagiku untuk menyadari adanya celah seperti gigi yang tanggal di rak buku. Tak lama kemudian dia meminta agar perabotan milikku dan mantan istriku dibuang.

Aku berusaha membujuknya untuk melakukan konseling keluarga, namun dia menolak karena itu yang aku dan Katrin pernah lakukan. Dia membakar brosur yang kubawa pulang di depanku.

Tiga hari setelah penolakannya, aku duduk di mobil sambil mendengarkan radio, merokok, memanfaatkan waktu satu jam di sela-sela waktu mengajar. Breaking news menyela lantunan "Lean Back" dari Terror Squad. Sebuah pesawat menabrak Menara Utara World Trade Center. Dicurigai bukan kecelakaan.

Kuliahku berikutnya tentang hegemoni dan imperialisme AS. Sangat menyenangkan mendapat berita terkini mengenai konsekuensinya. Lima belas menit kemudian Menara Selatan dihantam, dan aku bertanya-tanya apakah dunia akan kiamat.

Diam duduk termangu, mulut ternganga, batang rokok demi batang rokok mengepul, aku mendengarkan sampai waktuku untuk masuk ke ruang kuliah tiba.

Istriku ada di rumah, terhipnotis oleh liputan Metro TV. Selama beberapa hari berikutnya, kami berdua---terhanyut dalam kehancuran, bertanya-tanya bagaimana hal ini bisa terjadi.

Lalu kami berpisah, menuju titik nol.

Cikarang, 22 Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun