Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penampakan

16 Agustus 2023   08:19 Diperbarui: 16 Agustus 2023   08:23 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat aku memejamkan mata melawan insomnia, aku merasakan kecepatan kereta bertambah, bergemuruh sepanjang malam.

Perempuan itu tersenyum padaku dari kursi seberang. Matanya berbinar seperti kucing lapar. Rambutnya berkilau menari tertiup angin. Aku mengira dia tewas setelah melompat dari kereta yang melaju kencang, lepas dari tanganku yang gagal menahannya.

Saat kereta memasuki terowongan, aku mendekatinya. Menghilang perlahan, dia meninggalkan kursi kosong saat kereta muncul kembali di ujung terowongan, ke bawah naungan sinar rembulan.

Harum parfum yang tersisa satu-satunya bukti dia pernah ada.

Bandung, 16 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun