Aku bermimpi bertemu mendiang Pramoedya Ananta Toer. Kami mengambang dalam kegelapan sehitam tinta cina. Suara bergemuruh yang tak terlihat memberitahuku bahwa aku hanya boleh mengajukan satu pertanyaan.
"Bagaimana cara mengisi lembar kertas kosong?" tanyaku, menatap malu-malu pada rambutnya yang acak-acakan. "Realitas terkadang tak memberi inspirasi."
"Imajinasi," dia tersenyum. Dia kemudian menyublim  ke dalam kegelapan yang hilang saat aku membuka mata.
"Mimpi yang menarik," temanku Dodo tertawa saat kami sarapan secangkir kopi di warung kaki lima. "Sangat imajinatif."
"Aku bermimpi bertemu Pramoedya Ananta Toer," aku kemudian berkata dengan suara keras sambil mengetiknya di laptop setelah makan malam. "Kami mengambang dalam kegelapan sehitam tinta cina."
Cikarang, 17 Juli 2023