Ketika si pria pertama kali melihat si wanita, si wanita sedang mengubur seekor burung pleci. "Mati karena kedinginan," katanya pada pria, sambil menepuk-nepuk tanah. "Burung pleci tidak bisa menyimpan lemak. Lemak membebani mereka."
Terpesona oleh si wanita, pria menawarkan secangkir kopi panas. Dan ketika wanita membalasnya dengan tawaran bersebadan, Â si pria tersesat.
Daya tarik si wanita sangat mirip burung: tulang kecil rapuh, gerakan cepat, mata bulat cerah, wajah kecil tirus.
Setahun kemudian, si wanita membunuhnya.
"Saya telah bertemu orang lain, saya pergi sekarang, sampai jumpa."
Berbaring di lantai kamar mandi, darah si pria mengalir keluar dari jantung mamalianya yang hangat. Dia ingin sekali membuang lapisan lemaknya dan terbang mengejar si wanita, mencabik-cabiknya dengan cakarnya.
Bandung, 26 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H