Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perigi Air Mata

18 Juni 2023   21:08 Diperbarui: 18 Juni 2023   21:13 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia menatap permukaan perigi air mata dengan warna yang berbeda. Kaleidoskop emosi kehidupan: perpisahan yang menyedihkan, tangisan samar bayi yang baru lahir, abu berhamburan terbawa angin.

Kenangan pahit, terlalu pedih untuk dibagikan.

Mencoba menghapusnya, dia menangis untuk tokoh yang ada dalam kepalanya: untuk ksatria yang kalah dan pengantin yang menjanda sebelum malam pertama. Dia menangisi leluhur yang terbaring di ruang bawah tanah yang runtuh dan berusaha membangkitkan mereka dengan penanya.

Namun ketika dia tergerak oleh kata-kata penyair yang sudah lama tiada atau gemetar karena vibrasi nada yang menghantuinya, dia kembali ke perigi air mata dan keajaiban rahasia.

Beranikah dia membiarkan perasaan yang sebenarnya mengalir melalui kata-kata?

Bandung, 18 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun