kata-kata, nama.
ekspresi ibu membeku seperti pohon,
satu per satu kenangan seperti dedaunan
lepas dari benaknya
penyair klasik melipat puisi
menjadi perahu kecil dan melarungnya ke hilir kali,
tak menyadari kemurungan atau penyesalan,
melupakannya dari penjara ingatan.
tak sabar untuk menjauh dari orang asing di cermin,
yang wajahnya membuat marah
haruskah dia menyedot giginya seperti itu?
haruskah dia terus berteriak dan terisak?
kata-kata, benda
kursi malas tempat dia tidur menonton TV,
meja tempat dia duduk menyisir rambut
keduanya tidak memikirkan apa-apa
tempat tidur ayunan bayi di lorong,
rumah tanpa perabot,
tanah kosong tanpa rumah.
sawah ladang menjorok ke pelosok hutan,
hutan menutupi tanah sejauh mata memandang
burung lekat di pepohonan
dan hewan yang mengendus
di semak-semak, di bawah pakis tinggi.
apakah lautan menggelinding,
seperti yang terjadi kini,
ke satu pantai dan pantai lainnya
sebelum airnya, warna darah, mendidih?
lahar merah kuning merayap di hamparan batu hitam