Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berembus

25 April 2023   07:45 Diperbarui: 25 April 2023   08:06 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Papa sungguh keterlaluan, memaksaku untuk terus melakukannya. Seorang gadis berusia tiga belas tahun harus bisa memutuskan sendiri. Aku benci flute! Aku sama sekali tak layak memainkannya. Membuatku ingin menangis.

Satu jam setiap hari sepulang sekolah. Dua jam di hari Sabtu. Dan kemudian di hari Minggu. Itu yang terburuk. Setiap hari Minggu setelah makan malam kami pergi menemui Nenek di panti jompo. Dan aku harus bermain untuknya.

Ya Tuhan! Orang tua itu pasti membenciku. Dan Nenek pasti tidak akan meninggalkan apa pun untukku dalam surat wasiatnya.

Oh Nenek yang malang, aku seharusnya tidak berpikir seperti itu tentang dia. Bagaimanapun, tidak hari ini. Hari ini aku mengeluarkan benda sialan itu dari mobil sebelum kami berangkat. Papa akan marah padaku. Dia sedang menepuk-nepuk bantal Nenek, inilah saatnya. "Brenda  sudah jauh lebih baik, Bu," katanya. "Tunggu sampai Ibu mendengarnya minggu ini."

Jadi aku akan bilang kalau aku lupa.

Papa tidak marah seperti yang kuharapkan. Sebaliknya, dia meraih ke bawah kursinya.

"Tidak apa-apa sayang," katanya. "Papa bawa cadangannya, untuk jaga-jaga."

Cikarang, 25 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun