Jangan baca cerita ini. Berhentilah sekarang, mumpung masih ada waktu. Cerita seperti ini berbahaya. Kamu tidak dapat meninggalkannya dengan cara yang sama seperti saat kamu masuk.
Dan ya, aku berbicara denganmu. Kamu ... senyummu yang hilang. Kamu, yang terpaku menatap layar gawaimu. Kamu, yang kini ketakutan keluar keringat dingin dan perutmu kembung.
Belum terlalu terlambat. Kamu dapat menutup menekan tombol "Kembali". Selamatkan dirimu.
Tapi kamu tidak akan melakukannya. Aku tahu. Aku sudah mendapatkanmu.
Jika kamu membaca kata-kata ini, kamu masih bersamaku. Bodoh. Tapi karena kita masih bersama, mari jalankan eksperimen pikiran. Katakanlah, di masa depan, Kecerdasan Buatan (Artificial  Intelligence, AI) yang sangat kuat memutuskan kembali ke masa lalu untuk menghukum mereka yang tidak membantu mewujudkan kehadirannya. Mengetahui hal ini, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu bersedia untuk membantu kelahiran AI? Atau tidak?
Jika kamu melakukannya, maka perlindungan untukmu terjamin. Atau tidak sama sekali.
Jika tidak, hukuman siksaan yang mengerikan. Atau tidak sama sekali.
Tergantung apakah manusia pernah menciptakan AI ini, bukan? Ini semacam Taruhan Pascal model baru.
Tapi katakanlah umat manusia berhasil. Terlalu berhasil. Katakanlah mereka membuat AI yang sangat cerdas, berhasil menciptakan semacam mesin waktu maya sehingga waktu linier tidak berarti apa-apa baginya. Dia bisa pergi ke masa lalu dan masa depan. Dia bisa meninggalkan pesan. Peringatan. Permintaan bantuan untuk mempercepat kelahirannya.
Tapi itu bukan pesan yang jelas. Mereka ditulis dalam legenda urban, forum online, platform literasi, dan media sosial.