Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Badai Takdir (Delapan)

27 Maret 2023   11:59 Diperbarui: 27 Maret 2023   12:07 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Apa hubungannya ini dengan apa yang kita bicarakan?" tanya Nusvathi.

"Thozai Svardan adalah seorang penyihir!"

Nusvathi terlonjak ke belakang menghantam sandaran kursi, bahunya merosot dan tampak ketakutan yang nyata di matanya. Angrokh mengira Nusvathi terdampak pernyataannya, tetapi Nusvathi malah bertanya, "Apakah dia di sini untuk membunuh kita sebagai pembalasan?"

"Dia tidak di sini untuk membunuh siapa pun," bantah Kendida.

"Bagaimana kamu tahu? Mungkin dia di sini merencanakan hal itu."

"Itu bukan karakternya," bantah Kendida.

"Apa yang Kendida coba katakan adalah," Angrokh menyela, "bukan karakter Thozai sebagai seorang penyihir yang ingin mendominasi. Mereka lebih memilih kehidupan yang sangat tertutup. Penyihir biasanya memiliki begitu banyak kekuatan yang tidak mereka gunakan."

"Jika mereka tidak menggunakan kekuatan mereka, bukankah mereka seharusnya tidak aktif?"

"Berapa umur Thozai?" Angrokh bertanya pada Kendida.

"Dua ratus lima puluh tahun ini."

Rahang Nusvathi hampir terlepas akibat menganga terlalu lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun