Selama beberapa tahun lamanya, saya berjuang mati-matian dengan proses mendapatkan ide untuk fiksi. Saya mencoba menyesuaikan cahaya dan suhu ruangan, minum berbagai obat, bekerja hanya di malam hari, dan self-hypnosis. Hasilnya masih sedikit, dan ini tercermin dalam pendapatan saya yang berada di sekitar nol selama bertahun-tahun.
Saya mengambil pekerjaan lain untuk bertahan hidup: pelayan rumah makan, pedagang saham, dan bedah saraf, yang ternyata saya salah mengira bahwa saya cukup ahli. Saya berpikir serius untuk menyerah pada impian seumur hidup saya untuk menjadi seorang penulis profesional.
Suatu hari di kamar mandi, saat sedang duduk di toilet merenung, sebuah ide muncul di benak saya. Saya segera bergegas ke meja saya, takut ide itu akan hilang sebelum saya menuliskannya ke dalam pengolah kata. Karena tergesa-gesa, saya tidak meluangkan waktu untuk memekai celana. Saat saya duduk di menghadap layar laptop, penuh semangat menyusun kata-kata, saya terkejut menemukan ide lain terbentuk di otak saya.
Saya dengan cepat membuat sinopsis dan outline cerita itu. Kemudian, secara mengejutkan, ide lain muncul di benak saya, lalu ide lain, dan seterusnya seiring berlalunya hari. Larut malam, saya menjadi kelelahan dan melemparkan tubuh setengah telanjang saya saya ke ranjang, ketika segera saja saya tertidur lelap.
Ketika saya bangun keesokan harinya, saya memiliki dua puluh empat cerita pendek di kotak ide saya dan dari flu yang parah. Saya minum parasetamol, memakai celana, dan mencoba kembali bekerja. Namun ada yang tidak beres. Mukjizat itu entah bagaimana telah hilang. Tidak ada ide yang muncul, dan saya mulai berpikir tidak akan pernah datang lagi.
Sejak hari itu, saya selalu bekerja tanpa celana. Cerpen saya muncul di banyak media besar selama bertahun-tahun, membuat saya cukup kaya untuk pindah ke rumah yang jauh lebih besar di gedung berpagar dengan pengamanan dua puluh empat jam di bagian barat Jakarta. Anda harus mampir jika sedang berada di lingkungan tersebut. Mereka mengizinkan saya dikunjungi tiga kali seminggu. Tapi telepon dulu. Saya perlu waktu untuk memakai celana.
Bandung, 7 Maret 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H