Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Adakah yang Peduli?

2 Maret 2023   20:20 Diperbarui: 2 Maret 2023   20:20 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://kolomsosiologi.blogspot.com/2014/03/gelandangan.html

Senja. Orang-orang berjalan melewatiku demi mengejar kegembiraan di alun-alun utama kota. Di apartemen bertingkat tinggi di seberang jalan, dangdut pantura berdenyar dari jendela yang terbuka. Suara penyanyi dan tepuk tangan meledak. Aroma makanan hangat yang menguar dari warung tenda kali lima membumbui udara yang lembab dan hangat.

Klub malam terdekat tutup. Pelanggan terakhir keluar, meliuk-liuk menuju cahaya hari yang baru. Aku menarik sarung menutup kepalaku.

Akan ada uang logam yang berdencing masuk ke dalam cangkir di depan pintu toko yang bangkrut yang kusebut 'rumah'.

Seseorang mungkin saja memberiku nasi bungkus basi.

Aku kadang-kadang mendapatkan satu, bersama langkah kaki bergegas pergi.

Bandung, 2 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun