Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lapar Mode

4 Februari 2023   09:17 Diperbarui: 4 Februari 2023   09:21 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sanctumshoes.com/

Dia melihatnya dari seberang jalan, membuatnya gagal mengalihkan pandangannya saat dia berkelit di antara mobil yang melaju.

Berdiri di depan jendela toko, dia hampir tidak bisa bernapas saat menyentuh kaca.

Dia melangkah masuk dan seorang pramuniaga meluncur ke arahnya.

Dia menunjuk, dan bibirnya terasa kering saat berkata singkat, "Itu."

"Nomor lima koma lima, Bu."

"Sempurna."

Dia duduk di kursi beludru dengan perasaan berada di ambang sesuatu yang unik.

Dengan rasa hormat yang berlebihan, pramuniaga mengangkat sepatu dari sandaran penyangga Perspex dan menyerahkannya. Kecantikan sepasang alas kaki itu membuat matanya berkaca-kaca saat dia menggerakkan kukunya ke bawah tumit berduri, mengelus sisik dan sol merah yang halus.

"Sensasional, bukan?" kata pramuniaga berdesah. "Dari kulit ular piton jahitan tangan. Setiap pasangan sebagai pribadi dari hewan itu sendiri."

Napasnya terengah mengembus keluar dari bibirnya saat dia membaca harganya, tetapi dia melepaskan sepatunya sendiri dan lupa bahwa dia pernah begitu menyukainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun