Anak laki-laki bungsu menyembunyikan barang-barang di ember cat besar di belakang pohon kersen di halaman belakang. Saat itu bulan November dan pohon itu hijau merah dan butir biji buah pecah mengering di seluruh sudut halaman. Tidak ada yang bisa melihat ember dari arah rumah, tersembunyi oleh kelopak bunga dan hujan setiap hari.
Semua orang menyembunyikan sesuatu pada musim hujan itu, meskipun itu hanya berupa wajah di balik buku.
Sang ayah menemukan ember itu pada minggu pertama bulan Desember, ketika dia menyentak mesin pemotong rumput di sekitar batang pohon kersen, melakukan pekerjaan putra sulungnya yang terlalu sibuk dengan latihan sepak bola untuk pertandingan antar pelajar. Di dalam ember, sang ayah menemukan lumpur air kotor dan bunga basah, dan sekumpulan kecil peralatan berkarat yang dicuri dari garasi.
Ketika ditanya, bocah itu menjawab dia sedang melakukan eksperimen. "Aku ingin melihat apa yang akan terjadi."
Bunyi sabuk mengeluarkan bunyi khas ketika ditarik kencang dari putarannya, juga ular yang bergerak cepat melalui rerumputan basah yang meninggi.
Sang ayah menghilangkan kelopak bunga saat bercerita nanti. Versinya tidak memiliki warna merah, tidak ada kelembutan. Dia menghilangkan ular itu juga.
Beberapa tahun kemudian, petir akan membelah pohon kersen menjadi dua dan seseorang akan menumbangkan kedua bagian itu suatu hari saat anak-anak pergi ke sekolah.
Tidak banyak yang bisa bersembunyi di balik tunggul pohon.
Bandung, 29 Januari 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI