Dia memelihara seekor angsa yang bertelur gigi emas. Gigi emas itu dia masukkan ke dalam mulutnya karena gigi aslinya telah tanggal.
Tapi gigi emas itu suka berbicara sepanjang hari dengan gigi lainnya.
Dia bertanya kepada angsa, "Oh angsa, apa yang harus kulakukan dengan gigi emas darimu? "
Dan angsa itu menyarankannya untuk melepaskan, dan dia melakukannya. Lalu dia menyimpannya di dalam botol Vaseline.
Kemudian, karena ada lubang di mulutnya maka makanan menyembur keluar. Ketika dia berbicara maka dia bersiul. Sejujurnya, dia merindukan gigi emas yang bisa berbicara. Dia mengeluarkannya dari botol, membersihkannya dari  Vaseline, dan meminta maaf padanya.
Apakah Vaseline terasa seperti bagian dalam angsa? Mungkinkah rasanya seperti keajaiban kembali ke rahim yang diharapkan oleh banyak orang?
Dia tidak mempelajarinya dari gigi, karena gigi ragu untuk berbicara dengannya. Gigi emas itu kembali berbicara dengan gigi lainnya.
Kini dia sekali lagi bisa makan jagung dan kacang polong. Â Daun dan serat tidak menjadi slilit, tetapi dia hidup dengan percakapan terus-menerus di mulutnya. Dia harus memakai penyumbat telinga saat tidur.
Gigi emas itu terutama menyukai topik tentang kebenaran dan kejujuran. Dia berbicara dalam hal kemutlakan dan ketergantungan pada fakta dan data. Tentang apa yang kita ketahui tentang sesuatu.
Gigi emas yang merasa dikhianati selama dipenjara dalam botol Vaseline, berbicara tentang kepercayaan: hal terpenting antara manusia dan giginya, dan dalam membangun sistem saling percaya yang kokoh.