Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jawaban Singkat

25 Januari 2023   10:02 Diperbarui: 25 Januari 2023   10:19 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rosa bertemu dengannya di pernikahan sepupunya dan, bahkan mengejutkan dirinya sendiri, segera mengajaknya makan malam. Itu bukanlah cinta pada pandangan pertama, atau bahkan nafsu. Ada sesuatu tentang dirinya yang menggelitiknya, ketenangan yang mempesona, keanggunan yang membuatnya segan, wajah yang menyenangkan meskipun dengan sosok yang tampak agak miring, seperti gambar lukisan Picasso di periode Mawar.

Malam itu, percakapan terasa sangat nyaman bagi Rosa. Menjelang makanan penutup disajikan, dia mengaku bahwa dia bukan hanya seorang lajang, tetapi sebenarnya telah menjadi duda.

"Kapan istri Anda meninggal?" Rosa bertanya dengan lemah lembut, simpati terdengar dalam suaranya.

Ketika dia menjawab "Rabu lalu," Rosa tiba-tiba terdiam.

Bandung, 25 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun