Euterpe, kau mainkan seruling dengan implementasi dan eksekusi yang sama intensnya. Jadikan aku sebagai musik dari bibirmu.
Apakah karena sentuhan kuku jemarimu pada gading maka preferensimu adalah piano dan organ? Karena dawai dan pipa, atau patung pulama sunyi?
Aku mengerti kamu menikmati duduk tegak di seberang malam: menghadap papankunci seperti lembar halaman yang akan ditulisi notasi. Hitam di atas putih adalah tanda, nada meluncur dipukul dipetik dan ditabuh.
Dan dalam suaramu, saat kamu bernyanyi, malam naik turun bersama gelombang napasmu, mengejar siangnya.
Bandung, 18 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H