fajar menembus seprai lembap dan embun pagi
kata-kata semmalam butiran pasir menempel di kulitku
bolak-balik mengambil soda
nyamuk pengganggu berdengung di telinga
urutan maju dan mundur dengan cepat—
mengukur ketidakkonsistenan
gertakkan gigi dan decak lidah
abaikan hilangnya napas api naga
mungkin, ujung jari di lenganmu tak berarti apa-apa
mungkin, tidak ada yang terjadi antara kaliandalam perjalanan bisnis itu
mungkin, lipstik di kerah bajuku adalah sisa ciummu
bukan miliknya
‘aku tak ingin ribut’
sangat kontras dengan ubin di kaki
mungkin, aku tidur sendirian saat kau pergi—
kaki orang asing merinding
bibirnya bepergian
mungkin, rasa bersalah akan menemukan jalan
bersama buih sikat gigi
meludah bibirku sia-sia
membungkus telingaku dengan kevlar antipeluru
Bandung, 17 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H