Suara ketukan pintu terdengar saat Audrey sedang membuka sekaleng Whiskas dengan kucing duduk di kakinya, mengeong menanti makan malamnya.
Ferry, pulang lebih awal, ada di lantai atas untuk mengganti pakaian kerjanya.
"Tolong bukakan pintu!?" teriaknya. "Aku belum selesai."
"Maaf, Popeye," kata Audrey pada kucing itu. "Tunggu sebentar, paling satu menit."
Ketukan kedua lebih keras dari yang pertama. Audrey bergegas ke pintu depan, kaleng di satu tangan dan garpu di tangan lainnya. Di luar, seorang wanita seusianya menunggu tanpa senyum di tengah hujan.
"Apakah Ferry ada di rumah?" dia berkata.
"Ya," jawab Audrey. "Masuklah. Dia akan turun sebentar lagi."
Dia memanggil, "Ferry, ada seseorang yang ingin menemuimu!"
Ferry berlari menuruni tangga, lalu berhenti dengan mata terbelalak. Saat Audrey mengerutkan kening dan berbalik untuk melihat pengunjung itu lagi, bahunya dipegang erat-erat, diayunkan dan ditarik kembali ke lorong menuju dapur.
Sebelum dia bisa mengatur napas, dia menemukan dirinya di sisi lain dari pintu yang terkunci. Kucing itu mengawasi dari posisinya dengan mangkuknya yang kosong.