Ada di breaking news. Mereka menyuruh kita untuk tidak datang. Bodo amat, pikiranku. Mereka memfilmkan bukuku.
Sebenarnya bukan bukuku juga, sih. Bukan aku yang menulisnya. Tapi aku sudah membacanya, mungkin empat puluh dua kali, dan aku suka sekali buku itu. Itu bukuku seperti juga buku semua orang. Dan jika mereka memfilmkannya, aku harus hadir di sana.
Ceritanya tentang zombie, dan beberapa orang--emakku terutama--menganggap buku itu kekanak-kanakan.
Tapi tidak. Ceritanya benar-benar keren. Dan jika mereka memfilmkannya, aku harus keluar dari kamarku dan hadir di sana.
Aku berpikir untuk pergi pada siang hari, tetapi pasti semua orang tolol dan cewek akan ada di sana. Jadi aku menunggu gelap. Menunggu setelah gelap. Sekarang hampir jam tiga pagi. Itu harus dilakukan.
Jadi, yang ak-aku lakukan adalah menyelinap ke alun-alun. Ada pagar tinggi, ta-tapi tak ada po-polisi.
Tidak ada petugas ke-keamanan di sekitar, jadi ak-aku masuk saja ke lo-lok-lokasi. Ada plastik di pagar, jadi tak bisa lihat ke-ke dalam.
Ta-tapi seperti yang kubayangkan, kan? Ada truk ten-ta-tara dan lampu sorot dan i-itu. Sumpah mati, keren!
Ak-aku tidak melihat siapa pun. Itu bagus, tapi aku tidak bisa melihat siapa pun. Hanya satu hal yang harus kulak-lakukan. Menyelinap lebih jauh.
Aku mendengar suara-suara dan teriakan yang semakin de-dekat. Benar-benar seperti film horor, ya, kan?