Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gerhana Total

4 Januari 2023   18:58 Diperbarui: 4 Januari 2023   19:00 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menyalahkan Boodles. Aku menyalahkan Van Cleef & Arpels. Aku menyalahkan majalah suplemen How to Spend It dari Financial Times.

Istriku seperti biasa memberi petunjuk dengan membumbui sarapan telur rebus setengah matang kami dengan volatilitas harga minyak dunia di wajah lemah lembut yang berbahaya. Jenis yang sewaktu-waktu bisa meledak saat kamu tidak mengharapkannya.

"Kalau saja aku bisa memiliki Milky Way ... aku yakin itu akan memberikan kebahagiaan yang menjadi tujuan hidupku. Tidak perlu lagi berlian. Tidak perlu lagi zamrud. Penghematan yang pasti, sayang. Umurnya tiga belas miliar tahun. Vintage. Barang antik asli. Tidak ada yang akan memiliki sesuatu seperti itu. Praktis hanya dari tangan ke tangan. Jauh lebih etis daripada Blood Diamonds. Jauh lebih baik daripada salah satu benda zirkonia itu."

Jangan tanya bagaimana. Kamu tidak akan percanya. Jangan tanya berapa. Aku saja masih tidak percaya. Tapi ketika seorang istri menginginkan sesuatu-- apapun yang seorang istri mau -- maka seorang istri itu pasti mendapatkannya.

Dan di sanalah dia berdiri, di depan cermin. Partikel cahaya menetes dari tulang selangkanya. Susu yang beracun di sekelilingnya dan bayangan kembarannya yang terpantul dari kaca. Seperti aura religius yang dipancarkan mahkota diadem bersinar. Hanya saja, melingkar di sekitar payudara bukan di kepala. Para suami menyebut dada Silicon Valley-- yang kuhadiahkan tahun lalu.

"Ini sangat cocok. Benar-benar seperti diciptakan untukku."

Dia mengibaskan sinar melalui jari-jarinya ke sana kemari untuk melihat bagaimana intensitas kecemerlangan berubah dari sudut yang berbeda.

Di pesta, dia menerangi ruangan. Orang-orang meredupkan lampu gantung supaya dia bisa bersinar lebih terang. Istriku menerima pujian dari semua tamu.

Sampaipada suatu peristiwa, seorang wanita menghalangi terang Milky Way dengan tangannya yang dihiasi batu paling hitam.

"Apa, ini? Cuma sebongkah batu dari inti Bulan, kok. Tidak terlalu mencolok, " wanita itu menjawab kerumunan yang penasaran, yang memunggungi pancaran cahaya dari istriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun