Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pandemi

31 Desember 2022   12:30 Diperbarui: 31 Desember 2022   12:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya berakhir sudah. Pandemi yang bagaikan hukuman seumur hidup, momok selama berabad-abad, neraka di Bumi.

Itu yang melumpuhkan kita, memisahkan kita, menghancurkan kita.

Kami tidak menyangka saat dia datang. Kita belum siap. Saat pandemi melanda, kita ribut berebut saling menyalahkan, masih belum tahu harus berbuat apa. Banyak yang panik. Beberapa mengabaikannya. Beberapa mengatakan akan berlalu dengan cepat. Cuaca musim akan melumpuhkan virus penyebabnya.

Tetapi virus itu bertahan dan membunuh jutaan.

Sekarang, akhirnya, semuanya berakhir. Kita mendapat pelajaran yang sulit sehingga, jika hal seperti ini terjadi lagi, kita akan tahu apa yang harus dilakukan.

Untunglah, tahun baru 1921 membawa harapan baru.*

Bandung, 31 Desember 2022

*Wabah Influenza Spanyol tahun 1918 adalah salah satu pandemi paling dahsyat dalam sejarah manusia. Pada musim panas 1919, 

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun