Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Batu

29 Desember 2022   20:52 Diperbarui: 29 Desember 2022   20:58 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang aku lakukan dengan membawa batu yang berukuran hampir sebesar bukit menaiki tangga gedung apartemen pada tengah malam?

Itu karena bel pintu Juna yang terus berbunyi di tengah malam. Aku telah memutuskan untuk membalas dendam. Dengan batu dari alam.

Juna bukan pacarku atau temanku atau apapun juga. Dia hanya orang yang tinggal di kondominium di sebelahku, tapi ada sesuatu di antara kami, semacam hubungan cinta - benci. Batu itu untuk membalas saat dia mencabut kabel teleponku. Dan untuk bel sialan itu.

Tidak, aku tidak akan melempar batu itu, tentu saja. Aku hanya akan meninggalkannya di depan pintunya. Aku tahu dia akan tahu siapa yang menaruhnya di sana.

Tapi menurut polisi, aku tidak seharusnya membawa batu menaiki tangga pada tengah malam. Mereka menghentikanku. Lampu sorot menyinari wajahku. Sirene polisi bahkan berbunyi sekali. Itulah yang mungkin membangunkan Juna.

Ngomong-ngomong, tepat ketika polisi memasang gelang logam di pergelangan tanganku, Juna keluar, melihat batu besar di lantai di kakiku, dan bergegas ke arahku.

"Sayang," katanya. "Kamu menemukan penahan pintu yang bagus!" Lalu dia  memelukku dan mulai menciumku seolah kami sepasang kekasih. Dia seorang pencium yang luar biasa.

Polisi mendapat telepon ada perampokan di barat dan pergi, tetapi Juna dan aku memutuskan melakukan apa yang kami lakukan.

Kami melakukannya dengan sangat baik, sehingga akhirnya Juna menjual kondominiumnya, menikah denganku, dan pindah ke tempatku. Kondominiumku bel pintunya berfungsi dengan baik.

Oh, kami menyimpan batu itu. Harus. Karena batu itu yang menyatukan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun