Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang Dahulu

29 Desember 2022   16:16 Diperbarui: 29 Desember 2022   16:26 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan pergi ke tempat tinggal orang dahulu. Tidak ada hal baik yang datang dari mereka."

Tapi Rutye dan Binowa menerobos hutan belantara, mecapai kerangka beton dan kaca, mencakar langit merah yang tidak pernah berubah.

Mereka menemukannya di bawah kerangka orang-orang yang terlupakan.

Pelat logam persegi panjang yang aneh, permukaannya yang halus memantulkan cahaya jingga. Berbeda dengan puing-puing cair yang tersebar di atas tanah yang terbakar.

Benda itu terbuka. Cahaya cerah muncul darinya.

Bill menekan salah satu tombol hitam.

Tampak gambar orang-orang tertawa dengan latar Langit biru. Orang dahulu?

Rutye membantingnya hingga berantakan.

"Mereka tidak punya apa-apa untuk dikatakan kepada kita."

Bandung, 29 Desember 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun