sinar matahari rusak
membiaskan maaf panjang
angin terbuka seperti pintu pegadaian
bagai jari-jari lelaki yang tak dapat ditekuk
ibu jarinya membentuk "L" terbalik
dijiwai seperti hujan sesaat
melekat pada segalanya
laksana ingatan
bagai pergumulan tenang tak bergerak
babak belur tak terhindarkan
tetangga mencuci rambut
melatih oktaf vokal
untuk lagu yang dia nyanyikan
di kamar mandi umum
desas-desus tidak penting
seperti perempuan yang meratap
pada sipir  dengan kerinduan berbelit-belit
tetangga yang menonton
tiba-tiba terbangun dan berdebat
tentang kaca dan batu
tebing yang hening
sengaja dilupa
penuh lampu jalan dan ketidakmungkinan
yang membingungkan
secara harfiah
mengukir kesunyian
bentuk hancurnya matahari
keras, batu kosong
bertemu luka
Bandung, 28 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H