Pukul empat lewat tujuh menit dini hari
dia selalu bangun
mata terbelalak
terjebak di ranjang kematian
kasur seprai bantal selimut
basah oleh keringat
dalam segala cuaca
pikirannya terganggu
sinapsis teracun kimiawi
tak ada yang bisa mengerti
mengapa dia seperti ini
muda dan cantik
belum tua beruban
semakin mencoba memikirkan dirinya sendiri
agar semakin membaik
semakin buruk yang dia rasakan
hanya anggur yang dapat menyentuh
sisi mematikan semua rasa sakit
dia tahu seharusnya tidak mengalami
namun tetap memakai topengnya untuk hari
yang akan datang
tersenyum pada dunia
menunjukkan mata memikat cinta
penderitaan dalam jiwa
tidak akan hilang begitu saja
Bintaro, 24 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H