Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tujuh Menit Lewat dari Pukul Empat Pagi Dini Hari

24 Desember 2022   13:30 Diperbarui: 24 Desember 2022   13:36 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pukul empat lewat tujuh menit dini hari
dia selalu bangun
mata terbelalak
terjebak di ranjang kematian
kasur seprai bantal selimut
basah oleh keringat
dalam segala cuaca

pikirannya terganggu
sinapsis teracun kimiawi
tak ada yang bisa mengerti
mengapa dia seperti ini
muda dan cantik
belum tua beruban

semakin mencoba memikirkan dirinya sendiri
agar semakin membaik
semakin buruk yang dia rasakan
hanya anggur yang dapat menyentuh
sisi mematikan semua rasa sakit

dia tahu seharusnya tidak mengalami
namun tetap memakai topengnya untuk hari
yang akan datang

tersenyum pada dunia
menunjukkan mata memikat cinta
penderitaan dalam jiwa
tidak akan hilang begitu saja

Bintaro, 24 Desember 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun