Mati Terbunuh Sepi. Tidak Pernah Mencapai Cita-Cita
Dia menatap batu nisan itu. Umurnya baru satu hari, tetapi seekor laba-laba sudah bekerja dengan tergesa-gesa di sudutnya yang muram, bertekad untuk melapisi marmer yang suram itu dengan jaring untuk menangkap tetesan embun dan menjerat serangga yang tersesat.
Dia memikirkan kata-kata yang terpahat dengan cat emas di atas pusara. Deskripsinya cukup tepat, jika tidak sedikit kejam.
Lagi pula, mendiang adalah ayahnya.
Apakah itu jujur atau kejam? dia bertanya-tanya. Bahwa ini akan menjadi prasasti terakhirnya?
Dua-duanya, dia memutuskan. Ya, keduanya.
Tidak ada angin sepoi-sepoi, udara musim kemarau dipenuhi garam dan kenangan tentang hari itu.
Bandung, 17 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H