Burung-burung berkicau dan monyet-monyet memekik saat Tiwi dan kawan-kawan menerobos jalinan semak belukar dan daun hijau tua yang memanjang. Pemandangan di dalam hutan membuat Tiwi menganga terkagum-kagum. Begonia ungu dan merah muda yang menakjubkan. Spesies nenas dan anggrek berjajar di lantai hutan hujan. Kabut lembut menggantung di udara dan serangga berputar-putar dalam sinar cahaya yang ditapis pohon pakis yang menjulang tinggi yang tumbuh di rumpun bagai payung raksasa di atas tiang setinggi tiga meter.
"Rasanya gue lagi syuting film King Kong," kata Miko.
Mereka merintis jalan mendaki lebih dalam ke hutan lebat. Aroma tanah segar yang kental dan bunga-bunga eksotis menguar di udara. Ketika berjalan, sepatu Tiwi tersangkut di tanah yang lembut dan kenyal. Sesuatu meluncur dan mencicit di dekat kakinya, membuat dia melompat dan tersandung.
"Apa itu tadi?" bisiknya.
 "Semoga sesuatu yang lucu dan menyenangkan," kata Miko.
Hanya Miko yang akan menganggap hewan pengerat pulau yang terjangkit penyakit, seperti tikus yang terlalu besar, sebagai hewan peliharaan yang lucu atau suka dielus-elus.
"Bayangin bulu lembut dan mata merah mengkilap menatap lu saat beberapa senti lebih dekat, menunggu lu peluk."
Memutuskan untuk mengabaikannya, Tiwi maju beberapa langkah melalui semak-semak, sampai dia terpeleset dan jatuh ke samping, menerobos kelompok tanaman berdaun besar dan meluncur menuruni bukit berbatu. Tiwi berusaha memperlambat laju penurunannya dengan mengulurkan tangan, mati-matian mencoba meraih cabang pohon atau batang kayu atau apa saja untuk menghentikan momentum akibat gravitasi. Batu-batu beterbangan dan dahan-dahan menampar wajah, lengan, dan kakinya.
Akhirnya dia berhenti berguling ketika punggung dan kepalanya menabrak sesuatu yang keras. Dia terdiam dengan tubuh gemetar. Menarik napas dalma-dalam dan meraih ke belakang, jari-jari Tiwi menelusuri kulit pohon yang memberhentikannya.
Dia mengusap kepalanya yang berdenyut-denyut dan berkedip sambil mengerang. Bintang-bintang berputar mengelilingi kepalanya, menatap daun merah marun besar dengan bintik-bintik hijau kecil menjulang di atasnya.