Peci beledu hitam satu-satunya peci yang dibawa dan dipakainya sebelum pergi tanggal tiga belas Januari tahun lalu. Aku menyimpannya di lemari pakaianku, tak pernah memakainya sampai hari ini.
Aku membuka lemari dan perlahan-lahan mengambil peci itu, mengendusnya, berharap bisa mengenali aroma yang begitu akrab dari masa kanak-kanakku, tapi tak ada yang datang ke rongga hidung.
Kuusapkan jariku ke permukaanya untuk merasakan kelembutannya, dan dihantam oleh kenangan senyum yang tenang.
Sepenuhnya tersadar, aku mengenakan baju koko putih, sarung tenun hadiah ulang  tahun dari istriku, dan peci beledu hitam yang dahulu milik ayahku. Lalu bergegas berangkat ke masjid untuk menunaikan salat Jumat.
Bandung, 4 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H