Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peci

4 November 2022   11:00 Diperbarui: 4 November 2022   11:16 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peci beledu hitam satu-satunya peci yang dibawa dan dipakainya sebelum pergi tanggal tiga belas Januari tahun lalu. Aku menyimpannya di lemari pakaianku, tak pernah memakainya sampai hari ini.

Aku membuka lemari dan perlahan-lahan mengambil peci itu, mengendusnya, berharap bisa mengenali aroma yang begitu akrab dari masa kanak-kanakku, tapi tak ada yang datang ke rongga hidung.

Kuusapkan jariku ke permukaanya untuk merasakan kelembutannya, dan dihantam oleh kenangan senyum yang tenang.

Sepenuhnya tersadar, aku mengenakan baju koko putih, sarung tenun hadiah ulang  tahun dari istriku, dan peci beledu hitam yang dahulu milik ayahku. Lalu bergegas berangkat ke masjid untuk menunaikan salat Jumat.

Bandung, 4 November 2022

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun