Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gadis dan Seutas Benang

25 Oktober 2022   12:30 Diperbarui: 25 Oktober 2022   12:36 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia memegang benang itu cukup lama hingga terlupa mengapa dia harus memulainya.

Pasti ada sesuatu, atau bahkan mungkin seseorang, di ujung yang lain, tapi dia ragu untuk memastikannya. Ragu karena khawatir bahwa mungkin ada sesuatu yang berlendir atau menyeramkan di ujung yang lain, seperti siput dalam film horor yang terlihat seperti ingus tetapi bukan ingus.

Atau jari yang terputus dan masih berkedut.

Dan jika itu adalah seseorang, mengapa tidak bergerak atau bahkan menarik benangnya barang sedikit? Apakah dia baik-baik saja? Haruskah dia memeriksanya?

Dia menarik sedikit tetapi tidak merasakan perlawanan. Mungkin tidak ada apa-apa di ujung sana sama sekali.

Tapi dia bisa saja salah. Dia pernah salah sebelumnya, dan dia tidak bisa memprediksi apa yang ada di luar sana.

Benangnya hampir tidak lebih tebal dari benang gigi dengan warna batu kali yang kelabu berdebu.

'Batu yang kelabu berdebu' karena dia merasa warnanya sangat mirip dengan jalan setapak di belakang gedung sekolah yang dilapisi oleh batu buatan  dari semen agar terlihat berdebu dan tidak bergerak. Warna benangnya persis seperti itu.

Dia berpikir bahwa mungkin jari-jarinya akan lelah karena memegangnya, tetapi mudah untuk melupakannya. Itulah sebabnya dia melupakan tujuannya.

Sungguh, dia seharusnya menulis catatan untuk dirinya sendiri tetapi dia akan merasa sangat bodoh karena mencatat hanya untuk itu. Dan bagaimana jika seseorang melihatnya menulis catatan tentang hal-hal remeh! Kecuali tidak ada seorang pun di sana, tentu saja, bukan karena dia tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun