Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: VIII. Rencana (Part 2)

22 Oktober 2022   11:30 Diperbarui: 22 Oktober 2022   11:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

AKBP Jayus mengangguk, mendesah.

Agung mengambil potongan kliping koran lokal dan menunjukkannya pada AKBP Jayus. "Sekarang," katanya. "Lihat ini."

AKBP Jayus menurunkan kacamatanya ke pucuk hidung. "Ya," katanya. "Lalu? Politisi juga manusia, Gung. Kalau sudah waktunya dipanggil Tuhan, tidak ada yang bisa mencegahnya. Dan Adrian Jatmiko adalah pria yang punya ... kebiasaan mahal. Semua sudah tahu itu."

"Bukan itu, Pak" kata Agung. "Coba perhatikan lebih dekat. Ada seorang perempuan berpakaian ungu hadir di pemakamannya."

"Lalu?" Kesabaran Jayus mulai menipis.

"Lihat gelangnya," kata Agung, mengambil gambar dari mejanya dan membandingkannya, "pakaiannya, garis rahangnya. Saya tidak tahu bagaimana dia melakukannya, tetapi struktur wajahnya tidak salah lagi. Mereka orang yang sama. Dia pasti menggunakan penyamaran yang entah bagaimana---"

AKBP Jayus melambaikan tangannya. "Tunggu," katanya. "Jadi, maksudmu perempuan ini, entah bagaimana, berubah dan ... apa? Merayu Adrian Jatmiko yang sudah jadi mayat?"

"Surat wasiat," kata Agung. "Adrian Jatmiko punya istri dan empat anak, tetapi dalam surat wasiatnya, semua harta diberikan kepada seorang perempuan yang bahkan belum pernah mereka dengar. Seorang perempuan, kata istrinya, yang memakai gelang emas dan gaun ungu."

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun