Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: VIII. Rencana (Part 2)

22 Oktober 2022   11:30 Diperbarui: 22 Oktober 2022   11:32 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Bantuan apa?" tanya Kei.

"Diam!" Burako mendesis ke Kei, lalu menatap Citraloka sambil bangun perlahan, "Bantuan apa?"

Citraloka memandang mereka berdua, lalu menjawab, "Perampokan. Aku ingin kalian membantuku mencuri sesuatu."

"Berapa kau berani bayar?" tanya Burako, tak tersenyum. Dia tak suka tersenyum.

Citraloka menjentikkan jarinya, dan setumpuk uang muncul di tangannya. "Cukup?" tanyanya.

Burako mengangguk. Matanya berubah hijau. Meskipun dia tak suka tersenyum, tapi kali ini merupakan perkecualian. Burako terseyum lebar.

***

Ruangan itu berantakan, tepatnya: seperti kapal pecah.

Samudra kertas, buku, gambar, dan di tengahnya: seorang pria dengan mata merah, kulitnya cokElat tembaga.

IPDA Agung duduk di kantornya dengan wajah menghadap ke papan tulis di dinding, menatap gambar yang ditempel di situ. Gambar wanita yang berbeda, keluar masuk toko di jalan Braga.

Dia telah melakukan pengintaian selama dua minggu, selalu berhati-hati agar tidak terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun