"Aku telah melihat banyak hal dalam hidupku, tapi tidak ada yang seperti dia."
Burako
Burako, Oloan, dan Kei. Tiga begal kejam.
Mereka tinggal di salah satu kolong jembatan di Bandung di mana matahari pun tidak berani bersinar.
Mereka orang terbaik dalam apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka lakukan jauh dari baik.
Burako, sang pimpinan, duduk di atas gundukan puing dengan sekantung keripik di tangannya dan bersendawa. "Jadi," katanya. "Anak-anak. Bagaimana hasil minggu ini?"
Oloan berdiri, dadanya membusung. "Aku merampok tiga rumah dan mencuri dua motor. Sudah kujual hasilnya, dan sekarang kita punya uang tunai," dia mengedipkan mata, "mantap pokoknya. "
Burako menatap Oloan. Oloan memandang Burako. Kemudian Burako menoleh ke Kei.
"Aku tidak mengerti," kata Burako. "Mengapa dia mengedipkan mata?"
"Ya," kata Kei dengan suara kekanak-kanakan. Dia yang termuda dari ketiganya. "Aku juga tidak mengerti."