telanjang dan rapuh meraba-raba
sayapmu melindasku
merenda dengan kehangatan
tapi kau tidak pernah datang
malam tunjukkan bayangmu
menangis meraba-raba di sekitar dindingku
angin membawamu menembus celah jendela
dan kau melayang melingkar teplok kecil
jari-jarimu di atas kulit lembutku.
bibirku memecah kesunyian malam
menyentuh atap berjelaga
malam berlalu mengajariku
apa artinya memiliki akar?
tertancap jauh ke perut bumi
terkunci di rumah kayu jati
menumbuhkan taring hantu
hingga tangismu tersapu bayu
menjadi aliran kecil
sebaik hujan sepanjang malam.
ayah, ayah memberi tahu
dipecah menjadi dua dan aku tak bisa
melihat keduanya---
sepotong asap putih
menembus awan
yang lain serupa tubuh
aneh tak bernyawa
warna dan sepimu di tanah tanpa ruang
lidah seperti terlalu bergaram
dibuang ke bening telaga
tahun-tahun berlalu mengajariku arti
menjadi banyak lukisan terpampang di banyak dinding
juga menjadi banyak janin
dilipat ke dalam banyak rahim
Bandung, 10 Oktober 2022