Sesibuk apapun mereka sekarang, kehadirannya di gerai saja sudah memberikan dukungan moral kepada orang-orangnya yang mereka butuhkan untuk melewati kesibukan.
Itu bagus, di satu sisi, untuk mengetahui bahwa dia dibutuhkan di suatu tempat.
Sisa hari itu berlalu dengan cepat, dan tak lama kemudian, dia dalam perjalanan pulang.
Gumarang tidak ingat mimpi dari dua malam sebelumnya sampai dia berjalan di pintu dan melihat lampu yang rusak di lantai. Dia seharusnya membersihkan kekacauan itu lebih awal agar tidak mengingatkannya pada mimpi buruknya.
Mengambil sapu dan pengki, dia membereskannya dengan cepat, tapi segera dia kembali memikirkan mimpi itu.
Setelah semua kejadian hari itu, dan kini sudah larut malam, dia sudah terlalu leah untuk perduli. Bodoh sekali mengemudi kembali ke Muara Lembu hanya untuk mabuk-mabukan satu malam lagi.
Dia akan diam di rumah untuk kesejuta kalinya, sendirian, kecuali ada keajaiban yang muncul dari balik hutan.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H