Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 29)

9 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 9 Oktober 2022   09:05 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Bagaimana pria ini... Steben Damanik, menurutmu?" tanya Joko.

"Agak kasar," kataku. 'Tipe makelar mobil kecil-kecilan yang biasa. Tetapi aku lebih terkejut dengan harga yang dia berikan kepadaku lebih dari apa pun. Dua ratus juta adalah angka yang menggelikan. Aku tidak tahu banyak tentang bisnis mobil bekas, tetapi bahkan aku tahu harganya tak mungkin segitu. Jelas Steben atau orang-orang yang dia wakili menginginkan mobil itu secepatnya."

"Bagaimana dengan showroomnya?"

"Terlihat asli. Ada pompa bensin, semacam kantor, dan beberapa mobil untuk dijual diparkir di depan. Biasa saja."

"Begitu." Joko sambil berpikir. "Nah, lanjutkan. Terus kamui menelepon Sambadi?"

"Aku meneleponnya segera setelah aku keluar dari showroom, memberi tahu dia secara singkat apa yang telah terjadi dan dia berkata dia akan menemuiku di sini segera setelah aku kembali."

"Berapa lama waktu yang kamu butuhkan?" tanya Na.

"Sejak aku menelepon Sambadi? Sekitar sembilan puluh menit, mungkin kurang."

Joko mengangguk.

"Ketika aku tiba, dia sedang berdiri di ujung selasar di sana,"' aku menunjuk melalui pintu yang terbuka. "Awalnya saya tidak menyadari ada yang salah. Aku mendekatinya dan dia mengatakan sesuatu, "Han ... Teminabuan...,"' lalu dia jatuh ke depan ke dalam pelukanku dan aku melihat pisau di punggungnya."

"Lalu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun