Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 27)

2 Oktober 2022   13:00 Diperbarui: 2 Oktober 2022   13:07 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Sama saja, pikirnya. Dia terlalu lelah untuk berurusan dengan pasien lain, bahkan jika pasien itu sedang sekarat sekali pun. Dengan cepat dia menghubungi nomor rumah, berharap Kuntum ada dan bisa menjemputnya. Dering pertama langsung diangkat, dan dia tidak membuang waktu untuk berbasa-basi.

"Kuntum, bisakah kamu menjemputku? Bateraiku habis dan kurasa aku tidak sanggup jika harus berjalan kembali ke rumah."

"Tentu, aku akan ke sana dalam beberapa menit. Apakah kamu bisa mendapatkan baterai malam ini sehingga kita tidak perlu khawatir tentang besok? Aku tidak tahu apakah aku bisa bangun cukup pagi untuk mengantarmu ke klinik, dan aku butuh mobilku untuk berbelanja."

"Ya, mungkin bisa. Aku akan menelepon beberapa tempat mencari tahu sebelum kamu sampai di sini. Hati-hati di jalan."

'Hati-hati di jalan' membuat Kuntum kesal ketika Awang mengatakan itu padanya atau setidaknya Kuntum membuatnya berpikir begitu. Bahkan, itu membuatnya merasa baik. Selama dia mengatakan itu, dia tahu bahwa dia masih peduli pada istrinya.

Ketika Kuntum tiba di klinik, Awang berdiri di luar dengan kap mobilnya terbuka. Setidaknya, dia cukup mampu untuk melepaskan baterai dari mobil. Dia ragu apakah dia mampu melakukan lebih dari itu, tapi setelah dipikir lagi, dia tidak perlu melakukannya. Itulah gunanya montir.

"Apakah kamu dapat baterai pengganti?" tanya Kuntum sambil berjalan ke arahnya. "Ya, kedai ban di jalan kebetulan masih punya persediaan dan mereka megantarnya ke sini Kamu bisa pulang kalau mau, dan aku akan menyusul sebentar lagi."

"Tidak, tidak apa-apa, aku akan menunggumu kalau-kalau kamu mendapat masalah lagi."

"Jarang ada masalah dengan baterai baru, tapi aku senang kamu tetap tinggal. Aku perlu teman untuk memperbaiki suasana hatiku. Hari ini benar-benar menyebalkan, kalau kamu ingin tahu yang sebenarnya."

"Aku tahu itu di telepon. Apa lagi yang yang salah selain baterai?"

Berhenti sejenak untuk memutuskan apakah dia benar-benar ingin melempar umpan pertengkaran, Awang akhirnya berkata, "Aku tidak akan mengatakan apa pun untuk membuatmu khawatir, tetapi masalahku dimulai kemarin. Kita bisa membicarakannya nanti saat sampai di rumah. Ini bukan tempat yang tepat untuk itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun