Gampang kok, untuk berpikir kamu sedang jatuh cinta.
Darahmu mengalir deras dengan hormon petualangan dan jantungmu berpacu seperti elang mengatasi angin, ketika kulitmu mengembuskan napas naga dan setiap otot di tubuhmu menjerit dan kamu melihatnya terbaring seperti sepotong arca, semua kulit sutra dan ambrosia dan bibir yang tidak bisa dibuat oleh ibu peri.
Bibir itu. Sial, hanya memikirkan bibir itu bisa membuatmu demam lagi seperti baru pertama kali. Membungkuk, merasakan napasnya. Piala emasnya yang indah. Sepotong rampasan kerajaan yang layak untuk membunuh naga.
Mudah untuk berpikir bahwa kamu sedang jatuh cinta.
Akhir yang bahagia bukan? Itulah yang ada dalam semua dongeng tentang cinta. Kamu membunuh naga, kamu mendapatkan putri itu.
Manis.
Menatap matahari terbit yang dilukis di langit-langit.Â
Kamu ditugaskan untuknya, untuk bersikap romantis. Dia bilang itu di luar kendali. Dia kesal dengan hal-hal seperti itu, hal-hal yang tidak pada tempatnya. Tidak tahan melihatmu setiap hari.
Dia kesal dengan cara kamu tertawa ketika penghulu jatuh dan tongkatnya patah.
"Jangan seperti anak kecil, Philip. Kamu seorang raja sekarang."