"Tudung Tenuk di depan kita," Janar mengumumkan sambil memberikan isyarat tanda untuk berhenti. Mereka berhenti dan bersembunyi di pinggir hutan balik bukit tidak jauh dari desa.
"Kita tidak tahu apakah pasukan kerajaan telah tiba atau belum. Kita harus hati-hati," kata Palupi.
Janar setuju. "Ya itu benar, aku akan pergi ke desa untuk menyelidikinya. Aku akan kembali dalam satu atau dua waktu perebusan ubi. Jika aku tidak kembali sebelum matahari terbenam, berarti aku sudah tewas di tangan prajurit kerajaan," ujar Janar dengan tenang.
"Berhentilah berbicara tentang kematian, kau akan aku temani. Kalau bersamaku, kau akan aman. Saat Batara Yama melihatku datang, dia akan terbirit=birit pulang ke Gokarna," kata Ganbatar dengan jumawa.
"Lihatlah dirimu, Raksasa! Kalau kamu ikut menyelidiki, bukan hanya Barata Yama yang datang, tapi sekaligus Batara Kala, Batari Durga, dan Batari Kali," kata Ubai.
Ganbatar memutar bola matanya. "Kita tidak bisa membiarkan Janar yang kurus kurang makan ini pergi seorang diri begitu saja, itu terlalu berisiko. Bahkan jika mereka curiga dan mengejarku, aku akan mencabut jiwa dari tubuh mereka dengan tangan kosong."
Begundal lainnya hanya menghela nafas panjang, dan Ganbatar memandang ke sekeliling menunggu bantahan.
"Jadi sudah beres, aku akan---"
"Aku lebih suka Keti ikut denganku," potong Janar.
BERSAMBUNG