Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cara Baru

31 Agustus 2022   19:29 Diperbarui: 31 Agustus 2022   19:32 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

budaya lama hilang di jalan berdebu
antara Orion dan nebula, dirajut serpihan kulit bintang
diaduk dalam pusaran yang dulunya seorang bocah
Jupiter menjadi kebiasaan baginya
samudra tumpah dari bibirnya
dan di dalamnya dia berguling
planet-planet dengan ular kuning hijau
burung feniks berdarah dingin

tiga sphinx minum dari mangkuk kaca
dalam mimpiku mereka jalinan cahaya dan bayangan
meringkik nyanyian riang

cara baru terselip di dalam cangkang nautilus
ludah gelombang bergaris hitam kuning harimau
partikel dan gelombang
di telinga yang berbicara
nama-nama lama
dalam urutan bersenandung
membuka jalan genderang halimun
keheningan pecah menetas
makhluk luar biasa hibrida
menggelegar di udara berkobar

helai fraktal seribu suara dalam satu lagu
pujian, keajaiban, nyaring dan panjang---

budaya baru meminta tumbal
bernyanyi sambil terbang, terbang tinggi.

Bandung, 31 Agustus 2022

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun