daun berisik luruh meranggas di musim kemarau
takjub akan kesedihan
air mata menetes serupa nektar
mengarung jalan penuh dosa
angin mencari cara menempa jalan baru
untuk trisula dasar laut pahlawan kegelapan
dermaga berubah jauh dalam kabut
surga tersenyum lepas dari ciuman
aku melihatmu berbaring
di sana kekasihku
matahari di genggaman
dunia di lain sisi
lonceng berdentang
naik dan turun
suara manis cinta berbalas
buka jendela seolah siaga
perlahan layu dalam keputusasaan
musim dingin meratapi musim
dalam lelucon pahit sepat
cemooh rasa cinta di dada
daun berbisik mengantisipasi musim gugur
dengan kegembiraan sayup
jatuh melalui jari-jari bagai mimosa
melintas via dolorosa
Bandung, 28 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H