Setelah kecelakaan itu, dia pulang ke rumah, dengan kondisi seperti baru tapi berbeda.
Saat sarapan, logam di bawah kulitnya bersinar, dengan denyut arus listrik, yang anehnya hidup.
Aku mengambil roti panggang, mengolesinya dengan mentega. Tidak ada telur orak-arik di wajan.
Dia tersenyum. Cahaya mercusuar elektronik melintasi samudra biru taplak meja makan. Kepalanya berputar mulus berbalik ke arah jendela. Kehangatan hanya datang dari sinar mentari.
Aku membuka situs surat kabar, mengatur halaman-halamannya dengan layar penuh, mencari daftar isi di bintang baru wajahnya yang tak terbaca, di gelap malam matanya.
Malam ini aku tahu aku tidak akan memimpikan dia, hanya laut.
Bandung, 27 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H