Kedua penjaga itu berbalik untuk pergi, tetapi drone itu tetap melayang di udara sejauh satu lengan dari wajahnya. Benda itu mengamatinya dengan waspada.
Drone yang menyebalkan itu menjadi menjadi ancaman terbesarnya. Dirancang untuk mengisolasi dan mengikuti jejak feromon individu, bahkan melalui lingkungan perkotaan yang padat, model awalnya telah terkenal sering keliru. Namun kini menjadi lebih baik. Jauh lebih baik.
"Ya ampun," kata penjaga pertama sambil menoleh ke temannya. "Lakukan sesuatu tentang hewan peliharaanmu, itu. Berikutnya dia akan memberi tahu kita bahwa seekor anjing adalah buronan yang kita cari."
"Aku lagi berusaha!" kata penjaga kedua. Jarinya mengetuk layar arloji pintar yang melingkari pergelangan tangannya.
Akhirnya, bagai terpaksa, drone itu tersentak dan kemudian berbalik mengikuti tuannya.
"Maaf, Bu," kata penjaga satu, akhirnya meminta maaf. "Teknologi, bagaimana kita bisa selamat tanpanya?" Suaranya penuh dengan sarkasme.
"Bagaimana, ya?" dia menjawab dengan lembut, sama sekali tak bermaksud menyindir.
Bandung, 8 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H