Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rusunawa (Bab 5)

14 Juni 2022   07:30 Diperbarui: 14 Juni 2022   07:54 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Tahun ajaran baru.

Rano dan Suti telah terdaftar di sekolah baru yang jaraknya lumayan dari tempat tinggal mereka sekarang. Suti di sekolah dasar sementara Rano di sekolah menengah pertama.

Hari pertama di sekolah, Rano merasa sangat asing. Dia tidak kenal dengan siapa pun. Suasananya tidak ramah dan para siswa terlihat di bawah standar dibandingkan dengan mereka yang berhubungan dengannya di sekolah lamanya.

Dia bertanya-tanya bagaimana perasaan Suti di sekolah dasar terdekat tempat dia terdaftar. Rano selalu mengajari Suti untuk menjadi seseorang yang mengungkapkan pikirannya dengan jujur. Dia pasti akan menceritakan kisah buruk ketika mereka bertemu setelah jam sekolah.

Rano melongo menatap guru matematika yang sedang mengajar. Bibir bu guru bergerak perlahan saat dia memberi isyarat berulang kali, dan pandangan Rano terpaku padanya. "Hei, kamu murid baru di sini?" guru itu menunjuk ke arahnya dengan penggaris kayu panjang yang dipegangnya erat-erat. "Ya, Bu," jawab Rano sambil berdiri.

"Duduk," kata bu guru dan tangannya kembali bergerak ke atas dan ke bawah perlahan. Rano menyaksikan guru sementara siswa lain melihat ke arahnya. Tatapan segera beralih melakukan kontak mata dengan salah satu siswa. Dia merasa kesal dan menggerutu dalam hati karena cara mereka menatapnya.

***

Suti duduk di kelas lima SD.

Anak laki-laki yang duduk bersamanya baunya seperti tape singkong dan Suti tidak bisa menyembunyikan rasa jijiknya.

Ketika Suti dibawa masuk oleh guru wali kelas, bu Nirmala, dia melihat anak laki-laki itu duduk sendirian dan Suti berpikir cowok itu khusus diciptakan untuknya karena terlihat pendiam, terasing dan pemalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun