sewindu lalu adalah hari terakhirku di pucuk andalas
baru mandi di gerimis pagi namun di hari kehilangan
setelah cerita malam yang panjang tentang bagaimana rantai babi mendapat kebalnya
akhirnya 'ku tahu alasan kenapa lelaki selalu memilih diam dan terbang
nenek selalu memperingatkan untuk berhati-hati terhadap yang memproklamirkan diri manusia rakyat
dan dengan serial kung fu, dia meratapi kesengsaraan bibi Leung
kakek memilih menyabit rumput untuk hal-hal yang tak lagi nyaman
dengan sepenuh hati dia memainkan gerinda asah
aku telah mengunjungi kereta gantung menuju antah berantah
dengan harapan melihat sungai Styx dan membasuh tumit Achilles-ku
di sana, sebuah visi pertiwi ibuku menangis
mengingatkan pada sengsara abad singkat sisyphus
bangkitlah, o cinta revolusi! jelaskan padaku gurat di daun lontar
mungkinkah kebohongan hal-hal yang berantakan tersebab adanya babad sejarah lahir nusantara?
bagaimana jika tak pernah ada Negara?
Dan kita jatuh oleh panah dan serakah manusia bukan karena firman Tuhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI