Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tawon

28 Maret 2022   13:39 Diperbarui: 28 Maret 2022   13:52 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
animals.howstuffworks.com

Kami mencoba memperingatkan mereka. Ya Tuhan, kami sudah mencoba memperingatkan mereka, tetapi suara kami terlalu lembut dan mereka tidak mendengar.

Kami mengecat diri kami dengan warna kuning untuk menangkap kilau sinar matahari, sehingga mereka akan melihat kami dan memperhatikan kami. Tetapi tidak terjadi seperti yang diharapkan.

Kami mendekati mereka, kami berteriak di telinga mereka dan menyilaukan mata mereka, tetapi mereka mengusir kami.

Kami mencuri rezeki mereka.

Maafkan kami, kita harus menarik perhatian mereka. Kami mencuri rezeki mereka. Kami menjadi martir untuk makanan mereka. Mereka menyebut kami pencuri dan hama, dan membenci kami.

Dalam keputusasaan kami, kami menusuk mereka dengan tombak kami. Mereka mengutuk kami. Mereka menjebak kami dan meracuni kami. Menenggelamkan kami dan menghancurkan tubuh kami hingga berkeping-keping. Mereka membenci kami.

Tapi mereka tidak mendengarkan.

Jadi mereka tidak tahu apa yang datang.

Bandung, 28 Maret 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun