Kadang-kadang aku melihat ke luar jendela sebuah rumah di film dalam dan merasa rindu rumah. Ini membawa kembali kenangan yang tidak ada hubungannya dengan jendela. Ini membawa kembali bau dan suara teredam yang menjadi tajam dan utuh, dan tiba-tiba, aku sudah di sana, lagi.
Ganang sudah selesai makan. Dia tahu cara menggunakan sumpit.
Ayahku menyerah lebih dulu, lalu mengambil garpu untuk melilit mi tektek setelah lelah menggerutu dan mengerang. Aku tidak menyerah. Aku suka gaya Ganang. Tangannya yang besar dan berbulu. Dia suka mengatakan "apa pun yang membuat mereka berhenti menyembah rezim," dan aku tidak terlalu suka rezim.
Dia mengatakannya sepanjang waktu, seperti di malam hari ketika ibuku berbicara tentang facebookku yang diberangus, dia mengatakan "apa pun yang membuat mereka berhenti menyembah rezim."
Ibuku tertawa, meskipun dia adalah seorang pengagum rezim.
Aku tidak mengerti, tetapi akhirnya aku mengerti tentang sumpit ketika Ganang menceritakan sebuah kisah tentang waktu dia di Zimbabwe dan mengalami kecelakaan bus.
Aku bertanya kepada ayah, bisik-bisik, di mana Zimbabwe berada. Dia mengangkat bahu.
"Afrika," Ganang memberitahuku. Telinganya pasti sangat besar di balik rambut gondrong itu. Dia tersenyum, "Aku ikut Demonstran Lintas Batas,"
"Apa itu Demonstran Lintas Batas?" tanya adikku.
Ibuku tersenyum, "mereka pergi ke negara lain dan memprotes apapun yang mereka ingin protes."